Tampilkan postingan dengan label fiksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fiksi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 24 Juni 2012

Fiksi

DEMAM MATAHARI - Aku bingung, ketika itu matahari kedua muncul
mendahului matahari pertama. Ternyata matahari pertama sedang demam.

PAK POS BARU - Ada surat di atas meja. Ternyata Pak pos yang baru lupa
di mana tempat kotak surat.

ANJING - Anjingku sudah bisa mengeja namaku. Sekarang, kulatih dia
untuk mengeja namanya sendiri agar ia tak mengganti namanya dengan
namaku.

TANAMAN MEMBUAT PAGAR - Seusai membuat pagar sendiri. Tanaman itu berhibernasi.

GRAVITASI - Newton mulai dilupakan sejak gravitasi dihilangkan.

NEGERI - Saat aku ingat cara terbang lagi saat itu pun aku ingat kalau
sayap sudah dilarang di negaraku.

NASIB BUMI - Sejak ditemukan planet lain. Orang-orang dipindahkan dan
bumi dijadikan tempat pengasingan.

TEH KOPI - Teh kini telah berubah. Kini berwarna pekat, mempunyai
ampas, dan sekarang disebut kopi.

Kamis, 07 Juni 2012

Tahun 2039

Sudah sekian lama aku tak bertegur sapa dengan dia. Kini aku lihat
avatarnya. Aku hanya berdiam di dalam rumah melihat avatarnya berada
di dunia maya. Ku suruh avatarku menghampirinya, tapi aku kurang
cepat. Ia off sebelum avatarku mengajaknya berbicara.
Sudah 28 tahun aku tak lagi lihat wajahnya. Mungkin kini ia
menggunakan ModSkin untuk mempercantik muka dan kulitnya. Jika hal itu
benar ia lakukan, aku akan sangat rindu wajahnya yang berkarakter.
Seminggu telah berlalu semenjak orang-orang itu piknik ke mars. Namun,
aku lebih suka di rumah bermain dengan peralatan olahraga yang
konvensional. Kalau hanya untuk membentuk tubuh yang berotot aku bisa
saja memakai ModMuscle. Tapi aku lebih suka cara konvensional. Cara
yang mengedepankan proses daripada hasil. Namun, dengan cara itu aku
harus segera mengisi ulang oksigen di rumahku agar aku tak mati
kehabisan oksigen setelah lelah berlari di treadmill.
Mungkin bisa dibilang aku orang terkuno di zaman ini karena aku masih
menggunakan mobil beroda 4. Memang cukup sulit mencari jalan yang
masih ada di darat. Tapi aku lebih suka.
Seminggu lagi nuklir di rumahku harus diperbarui. Aku harus mengambil
tabungan platinaku. Aku harap itu cukup, juga untuk aku bertahan hidup
setahun ke depan.
Entah kenapa aku rindu dahulu. Saat aku masih bisa memandangi pohon
sakura. Sekarang pun bisa, tapi aku harus ke museum untuk melihatnya.
Itu pun jika museum tidak jadi melelang hologram pohon sakura itu.
Walaupun global warming itu bencana tapi aku merindukannya. Aku rindu
matahari menyengat kukitku lagi. Aku rindu memandangi turis asing di
tepi pantai untuk menjemur tubuhnya. Itu semua sudah jauh bagiku.