Selasa, 03 Februari 2015

HTML - Atribut Placeholder Pada Input Text

Pada tutorial html kali ini akan menjelaskan sesingkat-singkatnya tentang apa yang disebut atribut placeholder pada textarea. Pernahkah anda melihat sebuah textarea yang di dalamnya telah terdapat teks dan ketika diklik teks itu hilang? Itulah yang dinamakan placeholder. Placeholder tidak hanya bisa diletakkan di textarea saja. Namun, juga bisa diletakkan di input. Jadi, mungkin banyak pencarian yang menggunakan keywords Membuat Teks Di Dalam Teksarea Kemudian Diklik Hilang, padahal yang dicari sebenarnya adalah Placeholder. Berikut ss dari placeholder.
Secara default warna dari teks placeholder adalah abu-abu. Tentu saja kontras dengan warna teks aktif. Dan cara membuat teks placeholder tersebut adalah tinggal memasukkan atribut placeholder yaitu

placeholder="teks"
Contohnya di textarea tinggal ketikkan atau copas kode html berikut
<textarea placeholder="Apa yang anda pikirkan?"></textarea>
Maka jadinya akan seperti ini:


Atau bisa juga dimasukkan di dalam input. Tinggal masukkan di dalam tag input. Contohnya
<input type="text" placeholder="username" />
Maka akan jadi seperti ini:

bahkan placeholder bisa dimasukkan ke dalam input yang tipenya password dan email.

Minggu, 01 Februari 2015

Mencintai Tak Akan Sepahit Ini

Ketika aku melihat tempat itu seakan aku melihat monumen cinta. Di situlah hampir setiap hari kami menghabiskan waktu dengan beberapa teman kami. Saling bertukar pikiran dan saling bertukar mimpi ingin menjadi apa kami di kemudian hari. Namun masih teringat di pikiranku walaupun di sana banyak sekali orang berbicara ketika aku melihat dia seolah batin kami sedang melakukan percakapan pribadi. Hanya dengan lemparan senyumku dia bisa mengetahui apa yang aku bisikan kepadanya. Pun arti senyum balasannya. Dialog kami berdua bukan sekedar dialog semata. Dialog tingkat tinggi yang hanya bisa dilakukan oleh dua orang yang saling mencintai. Hanya aku dan dia yang bisa menangkap dan menerjemahkan dan saling berbalas.
Aku berjalan mendekati tempat itu. Memandangi barang-barang kenangan sisa perjuanganku dahulu. Lemari usang tempat aku sering menyimpan pakaian, kompor gas yang tak pernah dipakai, papan tulis dengan dua spidol dan satu penghapus di sampingnya. Pikiranku kembali ke memori masa lalu ketika aku melihat sebuah proposal tergeletak. Aku masih ingat bagaimana kita berunding cukup lama untuk merencanakan suatu kegiatan, menghitung estimasi dana yang akan kami ajukan, juga susunan acara yang kami buat agar tidak membosankan. Tentunya semangatku juga karena ada dia yang menemani. Namun, bukan hanya kejadian suka yang aku alami. Justru pertengkaran hebat kami berawal dari sebuah proposal. Mungkin karena rasa egoisku yang sering aku tonjolkan membuat dirinya geram hingga sempat memarahiku.