Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label opini. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 Juli 2012

Tanpa Kita Sadari: Pengaruh Globalisasi

Bismillah

Film-film luar yang masuk ke Indonesia paling banyak berasal dari Amerika. Walaupun akhir-akhir ini juga tidak sedikit drama korea yang ikut tampil di layar kaca. Hal ini membuat kita semakin terpengaruh oleh budaya-budaya asing sehingga membuat kita lupa akan budaya negeri sendiri.

Film-film luar memang tidak salah jika diputar di Indonesia. Namun, saya merasakan banyak sekali ajaran-ajaran yang tidak patut ditayangkan sehingga banyak juga adegan-adegan terpotong. Ciuman misalnya. Di luar negeri di mana menganut paham kebebasan, berciuman bibir bertemu bibir adalah hal yang wajar saat bertemu dengan teman, rekan kerja, kolega-kolega, dll. Mereka tidak malu dengan orang-orang sekitar. Berbeda dengan Indonesia. Indonesia adalah negara yang penuh dengan norma. Maka dari itu berciuman di khalayak ramai itu dianggap menyimpang. Namun, coba lihat Indonesha masa sekarang. Tak sedikit kita jumpai dua insan duduk berdua di pojokan taman. Memadu kasih seakan taman itu milik mereka berdua. Bahkan tak jarang aktivitas-aktivitas lain yang mereka lakukan mengganggu pengunjung taman yang lain. Ada apa ini? Apakah pengaruh budaya kebebasan? Lantas dari mana mereka mendapat budaya kebebasan seperti ini?
Globalisasi adalah pemegang peran utama. Televisi, internet, radio, dan media-media massa yang lain yang membawa serta budaya-budaya luar masuk ke Indonesia. Apakah saya menyalahkan media?
Tentu tidak. Itu juga sudah menjadi tugas mereka. Tinggal bagaimana cara kita menyaring berbagai informasi dan paham yang masuk.

Lantas, bagaimana menyikapi ini semua?

Mungkin menurut saya, marilah kita buat saringan informasi yang lebih rapat lagi dalam menyaring informasi. Perkuat akidah agama kita. Lestarikan budaya negeri sendiri. Jangan cepat percaya dengan suatu informasi. Jangan jadi orang yang plin-plan. Berbuat kebaikan setiap hari. Jangan langgar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dan yang terpenting banggalah jadi orang Indonesia.

Sekian, sedikit yang saya sampaikan dalam pararaf argumentatif ini. Bila ada penulisan yang salah, itu berasal dari saya dan saya minta maaf. Terima kasih sudah mau membaca.
Wasalam.

Jumat, 20 Juli 2012

Intermezzo

Assalamu'alaykum
Sebelumnya saya mau minta maaf karena akhir-akhir ini jarang update di
blog ini dan kalaupun update pasti berupa tautan. Hal ini dikarenakan
saya tidak ingin copas dan lebih memilih untuk memberikan link menuju
ke situs yang bersangkutan. Bukannya bermaksud apa-apa, namun karena
lebih bersifat menghormati. Mereka sudah susah-susah membuat posting,
kita seenaknya saja main copy lalu paste. Lebih parahnya lagi, jika
tidak ditautkan sumbernya. Sungguh tidak manusiawi. Maka dari itu,
maaf jika sebagian dari posting ini berupa tautan.

"Apalah arti tombol share jika kita masih copas"

Salam anti-copas-tanpa-sumber

Wassalam.

Minggu, 15 Juli 2012

Perspektif Yovi

Perspektifku terhadap uang. Bagaimana caranya agar uang itu bisa
memanggil teman-temannya untuk datang. Hehehe. Uang memang bukan
segalanya. Tapi aku hanya manusia, yang juga ingin uangku beranak
pinak. Dengan cara yang halal tentunya. Aku ingin dari uangku yang
sedikit, aku bisa menyambung hidupku yang singkat.

Perspektifku terhadap agama. Ada lima agama di Indonesia. Di antaranya
aku memilih islam karena beberapa alasan. Dulu, aku memilih islam
karena itu agama warisan orang tuaku. Namun, sekarang aku jadi tahu
dan mantap menjadikan islam agamaku setelah banyak sekali teori-teori
yang benar di dalamnya. Banyak prinsip-prinsip yang indah dibaliknya.
Semua agama memang mengajarkan kebaikan. Namun, islam mengajarkan
kebaikan di atas kebaikan. Membalas kejahatan dengan kebaikan.

Perspektifku tentang kehidupan. Kehidupan itu memang singkat. Aku
ingin selalu mengisinya dengan hal besar.

Perspektifku tentang teman. Teman bukan segalanya. Tapi teman yang
akan membantu kita. Kita juga harus membantunya.

Itulah sedikit perspektif saya. Mungkin akan sedikit menyipratkan
kepribadian saya.

Senin, 09 Juli 2012

Analogika Cinta

Kamu cinta manusia? Ya.
Kenapa kamu cinta dia? (relativ)
Siapa yang menciptakan manusia? Tuhan.
Jika manusia diciptakan oleh Tuhan, maka Tuhan pasti juga menaruh
sifat-sifat di dalam manusia.
Kalau begitu bukankah lebih efektif jika kita berdoa kepada Tuhan
untuk mendapatkan orang yang kita cinta. Percayalah Tuhan itu
memberikan orang baik kepada orang baik dan orang buruk kepada orang
buruk. Jadi, jika kita ingin mendapat pasangan yang baik maka yang
harus kita lakukan adalah menjadi orang baik. Begitulah kira-kira
Analogika Cinta.

Kesimpulannya: "Berdoa kepada Tuhan untuk mendapat orang yang kita
cinta, tapi kalau dia bukan jodoh kita maka berbuat baiklah karena
tuhan memasangkan orang baik dengan orang baik dan sebaliknya."

Catatan: JANGAN TERLALU BANYAK MEMIKIRKAN ORANG YANG KITA CINTA
SEHINGGA MEMBUAT TUHAN CEMBURU. JIKA TUHAN CEMBURU, CELAKALAH KAMU.

Minggu, 08 Juli 2012

KBBI vs ARABIC

Assalamu'alaykum :D

Mungkin akhir-akhir ini banyak sekali artikel-artikel di blog-blog
ataupun di kaskus tentang pembenaran penulisan kata-kata. Sebagai
contoh sederhana saya ambilkan dari artikel tentang penulisan kata
Amin yang benar. Menurut sang penulis artikel itu, penulisan kata amin
yang benar adalah AAMIIN. Dengan dua huruf A dan 2 huruf I. Tapi
tunggu dulu. Apakah penulisan kata AAMIIN itu sepenuhnya benar?
AAMIIN dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) itu sama sekali tidak
ada. Di KBBI kata baku adalah AMIN. Apakah saya menyalahkan penulisan
AAMIIN?
Dengan tegas saya jawab TIDAK. Namun, jika anda disuruh membuat sebuah
surat dimana mengharuskan menggunakan kata baku semua, dan anda
mengganti kata AMIN menjadi AAMIIN saya yakin surat anda salah. Karena
kata AAMIIN tidak ada di KBBI.
Kata Aamiin pantas dipakai saat-saat informal. Contoh: Pasang status
FB, berkirim pesan, dll.
Kalau misalkan ada pertanyaan seperti ini "Amin kan artinya aman.
Sedangkan aamiin artinya semoga Alloh mengabulkan. Lalu bagaimana
ini?"
Saya akan jawab "MEMANG. Aamiin itu artinya semoga Alloh mengabulkan
tapi itu hanya berlaku di bahasa arab. Amin ya amin. Aman ya aman.
Amin dan aman adalah kata yang berbeda dalam bahasa Indonesia. Jadi,
jangan disamakan!"

Satu lagi penyebutan kata Sholat dan Musholla. Ternyata setelah
diteliti kata yang benar dari kedua kata tersebut dalam KBBI adalah
Sholat kata bakunya Salat dan Musholla kata bakunya Musala. Yah,
namanya juga kata serapan dari Bahasa Arab ya pasti berbeda dengan
bahasa Indonesia.

Apakah anda masih ragu dengan artikel yang saya buat?
Jika masih, maka tetaplah memakai kata baku Bahasa Indonesia karena
seperti isi dari Sumpah Pemuda. Janganlah ragu menuliskan kata baku
yang agak menyimpang dari bahasa arab yang penting niat kita untuk
mengartikan apa yang kita tulis karena seperti hadits pertama Arba'in
Nawawi "... Sesungguhnya semua perbuatan itu tergantung niat . . .".
Jangan takut Alloh tak faham bahasa kita karena Alloh yang menciptakan
bahasa lewat perantara manusia.

Sepertinya masalah bahasa ini sudah jelas. Kenapa saya buat artikel
ini? Karena saya melihat orang bertengkar di situs jejaring sosial
hanya karena masalah ini.

Terima kasih mau membaca. Maaf bila ada salah kata.
Wassalam

Senin, 02 Juli 2012

Kaya

Apa arti kaya?
Mempunyai banyak harta. Ya.
Apa definisi dari banyak?
Banyak adalah sebuah hitungan relatif. Berbeda-beda tergantung orangnya.
Jadi, jika saya punya banyak harta apakah saya bisa disebut kaya?
Kenalkah anda dengan Bob Sadino? Apakah menurut anda dia kaya? Kalau
menurut saya dia kaya.
Tapi, coba kita bandingkan dengan Bill Gates. Saya melihat lebih kaya
Bill Gates daripada Bob Sadino.
Lagi-lagi teori relativitas yang berperan.
Lantas, apakah orang yang berkecukupan sudah bisa dianggap kaya? Kalau
memang benar. Apakah arti dari cukup itu? Apakah lagi-lagi teori
relativitas berperan? Jawabannya: Ya, teori relativitas berperan lagi.
Ukuran cukup saya berbeda dengan anda dan dia. Jadi, kalau saya merasa
berkecukupan bolehkah saya merasa kaya? Dengan harta yang sedikit tapi
saya merasa cukup apakah saya boleh merasa kaya? Jawabannya: Tentu
saja.
Dalam posting ini saya hanya ingin menghubungkan antara kaya, merasa
cukup, dan bersyukur. Jadi, kesimpulannya "Anda akan menjadi semakin
kaya jika anda semakin merasa cukup. Dan anda akan semakin merasa
cukup apabila anda selalu bersyukur. Maka dari itu selalu BERSYUKURLAH
agar menjadi semakin kaya"

Minggu, 24 Juni 2012

Menurut Saya

Tentang Dewasa
Banyak orang beranggapan orang yang sudah merokok itu sudah dianggap
dewasa. Menurut saya kedewasaan itu bukan dilihat dari luarnya saja.
Tapi dari hati dan fikiran sudah bisa sinkron dan tahu mana yang benar
dan salah.

Tentang Jurusan
Banyak siswa SMA beranggapan bahwa program yang diampunya lebih baik
daripada program lainnya. Menurut saya semua program mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Misal, anak IPA gak tau kalo ditanya tentang
seluk beluk sosiologi. Begitu juga sebaliknya. Anak IPS gak tau kalo
ditanya tentang KIMIA.

Tentang Ejekan
Banyak orang mengejek orang lain. Tentunya dengan maksud serius.
Menurut saya hal ini seharusnya dihindari. Sebab belum tentu yang mengejek itu
lebih baik daripada yang diejek.

Tentang Kesenangan
Banyak orang mengungkapkan kesenangan berlebihan. Menurut saya hal ini
juga sebaiknya dihindari agar orang yang tidak mendapatkan kesenangan
tidak merasa dizholimi. Untuk rasa kesetiakawanan sosial sebaiknya
hanya berucap syukur kepada yang kuasa dan tidak berlebihan.

Rabu, 06 Juni 2012

Remaja

Assalamu'alaykum.

Saya nulis lagi nih. Kali ini tulisan saya bertemakan Remaja. Kita
padatkan menjadi hanya membahas Remaja Indonesia. Lagi kita padatkan
tentang Tingkah Remaja Indonesia.

Mungkin banyak sekali pandangan-pandangan negatif tentang remaja
beberapa tahun terakhir. Entah pergaulan bebas lah, narkoba,
kriminalitas, penyimpangan, dll. Tapi, tidak sedikit juga pamor
positif ditunjukkan remaja Indonesia. Yah, meskipun tertutupi oleh
pamor negatif yang begitu banyak.
Remaja itu masa transisi, jadi bisa saja waktu kecilnya bandel tapi
remaja dia bisa berpikir yang lebih positif. Begitu juga sebaliknya,
bisa saja waktu kecil sopan tapi waktu remaja malah brangasan bukan
main. Itu semua tergantung bagaimana orang tua mendidik, lingkungan,
fondasi agama, kesadaran diri, dan faktor lainnya.
Saya heran, kenapa ya remaja Indonesia itu suka sekali dengan hal-hal
yang biasa dikonsumsi orang dewasa. Misal: rokok, majalah porno,
pacaran, dll. Padahal untuk menjadi dewasa, tidak harus melakukan
kegiatan persis dengan orang dewasa. Dewasa itu pola pikir. Pola pikir
yang lebih maju, lebih rasional, selalu menimbang, mengerti mana yang
baik dan mana yang buruk. Tapi kata dewasa seringkali disalah-artikan.
Ingat:

"Tua itu pasti tapi Dewasa itu pilihan."

Jadi, orang yang lebih tua itu belum tentu lebih dewasa daripada kita.
Terkadang para remaja juga tidak memikirkan apa akibat dari
perbuatannya. Ini terbukti banyak sekali remaja yang sudah punya anak.
Bagi perempuan pasti kesulitan mengurus anaknya yang rewel. Dan bagi
pria bakal kesulitan mencari nafkah untuk membiayai anak-istrinya.
Mengingat remaja itu belum mempunyai kemahiran/kompetensi yang
mumpuni.
Saya lebih heran lagi ketika melihat remaja yang durhaka kepada orang
tua yang membesarkannya. Apakah anak seperti itu tidak berfikir ia
besar karena diasuh oleh siapa? Lahir ke dunia karena siapa? Seperti
itu masih berani sama orang tua. Menurut saya orang seperti itu lebih
rendah daripada binatang. Bahkan sebuas-buasnya binatang saja tak
mungkin memakan orang tuanya sendiri.
Yah, saya memang hanya bisa membantu lewat doa saja agar remaja
Indonesia itu bisa kembali seperti dahulu. Maksud saya kembali seperti
di zaman Pak Karno dkk atau mungkin lebih baik. Sekian artikel dari
saya.
Wassalamu'alaykum.